Bentuk Huruf
Setiap bentuk huruf dalam sebuah alphabet memiliki keunikan fisik yang
menyebabkan mata dapat membedakan antara huruf ‘m’, dengan ‘p’ atau ‘C’
dengan ‘Q’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata melihat korelasi antara
komponen visual yang satu dengan yang lain.
Salah satu hukum dari teori Gestalt membuktikan bahwa
untuk mengenal atau membaca sebuah gambar diperlukan
adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan
figure dan ruang negatif yang disebut dengan ground.
Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami
anatomi huruf. Seperti halnya tubuh manusia, huruf memiliki berbagai organ yang
berbeda. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi
visual yang dapat membedakan antara huruf yang satu dengan yang lain.
Apabila telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah dapat
mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf.
Menurut Danton Sihombing (2001), terminologi umum yang digunakan dalam
penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf adalah :
1. Capline : garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian teratas
dari setiap huruf besar
2. Meanline : garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian teratas
dari badan setiap huruf kecil
3. Baseline : garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian
terbawah dari setiap huruf besar
4. Descender : bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah
baseline
5. Ascender : bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada diantara
meanline dan capline
6. X-Height : jarak ketinggian dari baseline ke meanline